Begitupula kehidupan dan kisah percintaanku dengan Fitri Windiyanti, kita berpacaran selama 3 tahun lebih dan akhirnya menikah di pertengahan bulan Juni 2020.. Fitri windiyanti adalah wanita yang aku nikahi dan aku gauli, seorang sosok wanita yang selalu coba aku perjuangkan walaupun jalan terjal begitu berat ku arungi untuk dalam mempertahankannya... Berkali kali memang saat pacaran kita hampir putus karena suatu problema dan memang bapaknya sering minta kita putus, mungkin karena cari yang lebih kaya ataupun cari yang bisa menjadi kebanggaan untuk keluarganya, tapi bisa juga memang ini jalan karma yang harus aku dan fitri windiyanti terima sebagai anak keturunannya. Karena ada suatu cerita ketika dulu ayah dari fitri windiyanti merebut hati ibunya fitri windiyanti saat sudah ditunang oleh orang lain, tapi berkali kali juga aku coba untuk mempertahankan jalinan cintaku dengan fitri windiyanti sungguh terjal dan berat, omongan omongan yang dilontarkan oleh Ayahnya, Ibunya atau Mbaknya yang diceritakan Fitri Windiyanti ke Aku seolah memang dikabulkan oleh Allah... padahal seharusnya yang namanya orang tua memberikan doanya yang terbaik untuk kita, bukan suatu sumpah serapah. Memang aku tahu jika fitri windiyanti adalah wanita yang dulu sering menjalin asmara dengan banyak orang dan gagal. cerita kegagalan cintanya mungkin hampir sama yang aku alami, hanya saja mereka melepaskan fitri Windiyanti dan aku mempertahankan sampai jenjang pernikahan.. Fitri windiyanti juga pernah cerita dulu sering di kasih barang cowok cowoknya, diajak kesana kesini dan ada juga yang di minta barang yang diberikan ke Fitri Windiyanti di kembalikan, pernah dikasih uang, barang, cinta dll juga, tapi ya putus juga.
Fitri windiyanti memang selalu membandingkan aku dengan mantan mantannya dahulu, dan aku anggap sesutau yang wajar, dimana memang kenangan dengan masa lalu memang tetap ada dan setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangannya, tapi entah kenapa aku tetap mencintainya dan yakin bahwa dia adalah jodohku dunia akhirat, tidak perduli apa kata orang.. memang kalau aku memangang suatu cinta, aku tidak ingin mendengar celaan dari orang lain biar aku dan pasanganku fitri windiyanti yang tau, tapi justru dia selalu membuka ke Mbak atau iparnya jika aku bercerita sesuatu ke dia, hingga ada bumbu bumbu yang selalu jadi penyedap dan selalu jadi bumerang untuk hubunganku dengan Fitri Windiyanti.
Mungkin yang terjadi padaku adalah salah satu kehendak takdir, Justru kita bubar bukan saat pacaran, tapi saat pernikahan. pernikahan kita bubar karena hancurnya ekonomi yang aku alami, ketika menikah dengan dia memang tanda tanda kehancuran ekonomiku semakin parah ketika aku bersanding dengan dia, seolah memang rumah tangga kita diuji dengan ekonomi yang berat di awal pernikahan.
Aku menyadari bahwa aku bukanlah laki laki yang baik dari pandangan orang, karena ketika itu apa yang aku lakukan seolah gagal dan gagal, aku yang ketika itu sangat seletif dengan yang namanya sumber maksiat ternyata menjadi sebuah bumerang yang aku alami.. Tidak peduli sebesar apa iman kita, jika Allah ingin menguji dan Membersihkan seseorang, bisa saja orang yang tercelup kedalam air akan dicelupkan sekalian dan diangkat untuk dikeringkan..
Padahal saat itu aku lagi mengalami fase dimana aku sedang naik dari posisi jabatan, bisa membeli KPR, menikah, Lulus Sarjana dan lainnya, tapi justru di fase itulah semua karirku jatuh, rumahku terjual, aku keluar dari kerja padahal aku saat itu dimutasi dan digadang gadang menggantikan senior HRD satu setengah tahun berselang.. tapi seolah fikiranku yang ada adalah uang uang dan uang yang ketika aku mendapatkan uang tersebut, hilang kemana mana tanpa bekas dan tanpa pernah aku merasakan... dari situ aku mulai sadar, bahwa mengejar dunia bukanlah suatu hal yang menyelamatkan kita, terlebih lagi jika kita bersinggungan dengan RIBA, seolah kalau Allah memberi hidayah pada kita, kita akan dihancurkan sehancur hancurnya dan nanti dirubah menjadi pribadi yang lebih baik..
Saat itu kisah asmaraku dengan fitri windiyanti juga selalu di kompor kompori orang lain yang membuat keharmonisan kita semakin parah, kita berdua seolah tidak bisa menentukan momentum hidup berumah tagga berdua, menentukan pilihan berdua, hidup mandiri membangun rumah tangga berdua, bahkan untuk membuat Kartu keluarga dia ditanya ayahnya, kamu mau kk dimana? dan ketika dia meminta pendapatku aku bilang, dirumah kota gpp dek, tapi akhirnya ayahnya marah. aku sempat bertanya pada diriku sendiri, apakah memang urusan keluarga itu harus ada dua kepala kah? apalagi disaat posisi aku mengalami kegagalan ekonomi, seolah aku hanya sampah yang harus dibuang.. aku sadar memang keluarga dari Fitri Windiyanti memiliki gengsi yang tinggi agar bisa dipandang orang lain wah.. Tetapi sikap orang tuanya yang selalu menghalangi cinta kita untuk kita bisa merancang kehidupan yang mandiri seolah terjadi, begitupula mbak dan iparnya yang selalu memandang dari sisiku adalah materi dan materi... Seolah olah kalo kaya, silahkan kamu teruskan tapi kalo gagal dan bangkrut segera tinggalkan...
Akhirnya benar ketika aku tersandung hutang dan terkena investasi bodong dan berbagai problematikan yang ada, membuat keluarga fitri windiyanti memanfaatkan hal ini sebagai momentun untuk memisahkan kita berdua, pasalnya mereka menginginkan menantu yang kaya, mau tinggal di rumah orang tua fitri windiyanti, menantu yang bisa diatur dan nurut serta menantu yang selalu ada materinya dan bisa dibanggakan...
Ketika waktu aku terjadi problem dengan fitri windiyanti, justru mbak dan iparnyalah yang mengompor ngompori, memang aku selalu tidak ada baiknya di mata mereka, dan jika adik iparnya ini tidak bisa menguntungkan bagi mereka, lebih baik dibuang, itu yang aku rasakan..
Pun dengan orang tua fitri windiyanti yang saat aku kerumahnya bukan ditenangkan kita berdua, tapi malah disuruh pulang kerumah orang tuaku tanpa ada penjelasan apapun yang bisa aku lakukan, mungkin ini sudah menjadi takdir yang harus aku dapatkan, tapi aku yakin Tuhan pasti menunjukkan jalan terbaiknya, jika memang ini kesalahankan aku selalu berharap dikemudian hari aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan bisa memberikan manfaat untuk orang lain di sekitarku.. pun Jika memang fitri windiyanti adalah jodoh sejatiku, maka apapun yang kita alami pasti Allah mempersatukan, tapi jika memang tidak, aku yakin Allah pasti menunjukkan yang lebih baik. pun jika ada orang orang disekeliling kita yang merusak rumah tangga kita dengan berbagai sekenario yang mereka lakukan, aku yakin Allh pasti menunjukkan kuasanya dan Allah lah yang Maha pembuat sekenario.
Pernah ketika aku bekerja di luar kota, fitri windiyanti tidak bisa aku bawa dan dia di rumah orang tuanya, juga ketika aku bilang gajinya 3 juta yang.. Fitri windiyanti cerita ke mbaknya bahwa gajiku 4 juta dengan alasan takut di bodoh bodohkan mbaknya.. Endingnya ketika balik dari luar kota pertama aku dibilangin fitri windiyanti, mas rumahnya dijual saja ya untuk beli mobil.. Perasaan laki laki saat itu pasti hanya merenung dan diam, seolah dalam tekanan besar... Dan seketika itu aku di luar kota seperti orang yang kalap mata yang tidak punya akhlaq, ngapain juga sampe aku menggunakan uang perusahaan untuk investasi bodong... Yang pada akhirnya masalah ini aku selesaikan tanpa dukungan dari istriku Fitri Windiyanti..saat itu aku jual rumahku untuk mengganti uang perusahaan. dan saya merasa benar apa yang diucapkan oleh Fitri Windiyanti dari omongan yang didapatkannya dari orang yang negatif ke aku selalu kesampaian.
Aku berjanji pada diriku sendiri dan ke Fitri Windiyanti, jika memang awal pernikahanku dengan dia harus hancur hancuran dengan berbagai hasutan, cobaan, celaan dan materi yang kocar kacir ya udah, saya harus mulai dari awal lagi...dan aku bilang ke fitri windiyanti meskipun dimulutnya bilang benci, tapi aku tau di hatinya yang paling dalam tersimpan rasa cinta yang besar padaku yang sampai kapan tidak pernah tergantikan dan terlupakan, terlebih lagi berbagai perjuangan dan hal hal yang kita lakukan berdua dari pacaran sampai pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah untuk dihapuskan, begitu pula alasan dia mencoba menjauhiku karena tekanan yang begitu besar dari keluarganya..
Pernah ketika kita pacaran dia beberapa kali tersandung masalah keuangan di perusahaan dia yang sebelum sebelumnya yang ketika itu dia selalu mengadu ke aku, karena taku jika mengadu ke mbak atau orang tuanya dia akan dimarahi dan tertimpa masalah serius dan aku dengan keyakinan bahwa dia adalah wanita yang akan menemaniku dalam suka duka dan pastinya kita akan saling mengisi dan saling bergantian mensuport dan mengangkat satu sama lain ketika tertimpa masalah, dan saat itu aku coba membantu dia untuk menyelesaikan semuanya karena memang ketika dia mengadu kepadaku aku hanya bisa diam dan termenung sembari mencari solusinya, tapi mungkin Allah ingin menunjukkan gimana sikap dia ketika aku yang tersandung masalah, apakah dia tetap bertahan ataukan justru meninggalkan.. Dan jawabannya jelas dia tidak berusaha mempertahankanku untuk sekedar memberiku semangat meskipun dia tidak bisa membantuku dan justru membuka pintu selebar lebarnya saran saran dari orang disekitarnya..
Pun apa apa yang kita alami, apa apa yang aku ceritakan kepada dia, bahkan hubungan ranjang kita diceritakan kepada mbaknya dan mbaknya nanti sampai ke iparnya dan ke orang tuanya, seolah rumah tanggaku berada diatas duri tajam apapun yang aku lakukan pasti akan tertusuk duri tersebut, seolah kita berdua tidak memiliki wewenang apapun untuk berdiskusi...
Dan ketika itu aku nganggur, tidak seperti keluarga yang lain yang makan atau tidak makan akan selalu bersama, yang jatuh atau bangkit selalu mensupport bersama, yang dikala suka dan senang selalu bersama, dia justru dipisahkan dengan aku, pun aku sebagai laki laki yang ketika itu datang kerumahnya disuruh pulang ayahnya tanpa ada kata kapan disuruh datang atau tanpa ada komunikasi yang jelas.. aku mencoba lebih fokus untuk cari kerja dan ketika berhasil aku akan menjemput istriku... ternyata tidak semakin hari semakin kalut rumah tangga kita berdua, yang ada isinya agar rumah tangga kita segera dibubarkan...
saat itupun aku bilang kepada Fitri Windiyanti, dek saat ini aku sedang tidak bekerja, tak berusaha bekerja nanti kalau ekonomiku membaik kamu tak jemput ya, kemudian dia memberikan jawaban kalau sampai pisah kayaknya akan sulit mas, terutama keluargaku... dan saat itulah aku berjanji pada diriku sendiri aku harus sukses aku harus berusaha menjadi orang yang berguna dan bisa menciptakan lapangan kerja untuk banyak orang.. alih alih bercita cita seperti itu, justru aku malah menemukan guru spiritual yang membimbing aku, mengarahkan aku, menjadikan aku sebagai anaknya dan memberiku wejangan wejangan mengenai kehidupan.
Memang sampai saat ini aku hanya diam dan yakin paad diriku sendiri untuk membuktikan bahwa aku bisa dan aku pasti berhasil dan akan ku jemput dia nanti ketika posisi ekonomiku bagus dan cita citaku dari dulu memang aku ingin punya rumah tahfids atau panti yang bisa menolong orang tanpa mencela seperti yang dilakukan oleh guruku, pengen bangun masjid seperti yang diajarkan oelh buyutkan yang mampu bangun musholla dan wakaf serta hampir tiap tahun berkurban... aku yakin aku pasti bisa.. dan aku tidak akan muncul kepermukaan sebelum aku buktikan dulu sampai aku berhasil...
Dan benar saja, seolah memang kesalahanku ditunggu, selang 4 bulan ketika aku kerumahnya ayahnya meminta dia di kamar tanpa boleh aku ketemu dengan dia... Begitupun dengan dalih alasan yang seolah dibenarkan bahwa aku meninggalkan dia, padahal secara tak langsung dari rumah tersebut aku di usir dan dipisahkan, juga seolah olah istriku tidak dibuat untuk tidak mengakuiku sebagai pasangannya...
Ya, mungkin ini jalanku, jalan terbaik untukku, jikalau dia jodohku pasti Allah akan mengembalikan dia kepadaku dengan caraNya, tapi kalo Allah menyiapkan yang lebih baik, semoga lebih segala galanya dari dia... Walopun dalam lubuk hatiku yang terdalam masih terpikir dirinya, meskipun telah ku coba untuk melupakan sampai saat ini..
Jika suatu saat kamu menemukan tulisan ini dek,dan mas sudah sukses, mas belum ada pasangan dan kamu juga belum ada pasangan, ayo kita memperbaiki hubungan kita membina rumah tangga yang lebih baik.. dan kita pasti bisa lebih baik dari sebelumnya, membangun rumah tangga yang telah kita rancang selama pacaran, meskipun rumah yang menjadi kenangan kita berdua saat pacaran yang belum sempat kita tempati saat kita menikah sudah sudah mas jual, mas yakin mas akan membangun rumah yang lebih luas dan besar dari yang kita rencanakan, dan ketika mas dulu memang menjadi karyawan dan berencana bisa sebagai tempat kita bertahan sampai pensiun dan mas keluar, mas yakin, justru dari keadaan itu mas bisa bangkit untuk membangun usaha atau perusahaan yang besar yang bisa berguna sebagai jalan rizki banyak orang...
bismillah
0 Response to "pernikahanku dengan FITRI WINDIYANTI"
Posting Komentar